JATINANGOR – Mengajar merupakan suatu perbuatan yang mulia, bahkan apapun profesinya mengajar tidak bisa terlepas dari sendi kehidupan. Mengajar secara profesi dilakukan di sekolah, namun pada prinsipnya mengajar sudah dilakukan mulai dari rumah masing-masing. Seorang ayah dan ibu melakukan pengajaran kepada putra dan putrinya mulai dari buaian bahkan sejak dalam kandungan. Oleh karenanya, rumah merupakan dunia pendidikan pertama bagi manusia.
Untuk memberikan pengalaman mengajar secara profesional kepada santri, SMA Plus Al-Aqsha mengadakan kegiatan Amaliyatul Tadris sebagai ujian praktek mengajar bagi santri akhir yang dilaksanakan di pada Senin pagi (11/4/2022) pasca ujian Syafahi Niha’i (Ujian Lisan Akhir) dan Imtihan Tahriri (Ujian Tulis).
Amaliyatul Tadris diadakan agar santri kelas 6 dapat pendidikan pesantren dan meningkatkan skill baik dari cara mengajar ataupun menguasai materi yang berdampak pada peningkatan kualitas untuk menjadi pengajar muda.
Persiapan Amaliyatul Tadris sudah dijalankan sebelum ujian mengajar tersebut dilaksanakan selama seminggu, langkah tersebut merupakan keputusan yang tepat agar perencanaan Amaliyatul Tadris terlaksana secara matang. Adapun persiapan tersebut adalah mengadakan bimbingan materi Amaliyatul Tadris antara Santri kelas 6 bersama Asatidz dan Ustadzat pembimbing, selanjutnya pengawasan pembuatan I’dad agar materi sesuai dengan ketentuan Amaliyatul Tadris, dan memastikan agar santri kelas 6 dapat melakukan praktek dengan baik dan benar.
Guru dari santri kelas 6 yang mengajar Amaliyatul Tadris perdana adalah Muhammad Zaky Gustiar untuk materi Reading (Bahasa Inggris), sedangkan dari putri adalah Fasya Halimatussa’diah untuk materi Muthala’ah (Bahasa Arab), sesi Amaliyatul Tadris dibagi menjadi 2 sesi, yang pertama dilaksanakan mulai pukul 09.00, dan untuk sesi kedua mulai pukul 10.00. Durasi yang diberikan oleh panitia Amaliyatul Tadris untuk kedua pengajar tersebut minimal 40 menit dan maksimal 1 jam. Adapun kelas yang diajar oleh kedua pengajar Amaliyatul Tadris adalah kelas 8A (putri) dan 8F (putra).
Amaliyatul Tadris juga menjadi syarat kelulusan untuk mendapatkan ijazah SMA dan Pesantren. Amaliyatul Tadris kelas 6 angkatan Anshor tahun ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga seluruh santri yang akan melaksanakan praktek mengajar untuk selalu menjaga kesehatan agar terlihat bersemangat di hadapan murid meskipun sedang berpuasa. Kepala sekolah SMA, Apip Hadi Susanto, M.M., menyampaikan pesan dalam sambutannya kepada santri kelas 4, 5, dan Kelas 6, “Lihat, ambil contoh, ambil pelajaran, evaluasinya diambil, dijadikan untuk bekal kita ke depan. Dalam artian kelas 10 dan 11 yang akan mengikuti ujian Amaliyatul Tadris agar meningkatakan kegiatan Amaliyatul Tadris kelas 6 baik dari metode, pemberian materi, penguasaan kondisi, dan mengevaluasi pengajar Amaliyatul Tadris yang jauh lebih baik dari sebelumya.” (Iqbal Azis)