AL-AQSHA – Guru SMP Plus Al-Aqsha berhasil meraih medali perak pada lomba Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2022 di bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Yusuf Suhendar, S.Pd (guru Matematika) dan Nisa Rachmawati, S.Pd (guru IPA).

Lomba Hardiknas 2022 merupakan lomba akademi tingkat Nasional yang dilaksanakan pada hari Sabtu (10/4) secara daring yang berpusat di Medan sebagai penyedia koneksi internet.

Perlombaan Hardiknas merupakan kompetisi yang telah terdaftar di Kementerian dengan No. AHU-0016336.AH.01.12 Tahun 2017 Tanggal 30 Agustus 2017. Kompetisi Hardiknas untuk SMP bidang pelajaran yang dilombakan adalah Matematika, IPA, Bahasa Inggris dan IPS.

Juara – Al-Ustadz Yusuf Sebagai peraih Perak dalam Lomba Hardiknas Online 2022

Yusuf, yang juga sebagai pembimbingan klub Matematika Al Aqsha Mathematic Fans Club (AMFC), menceritakan bahwa lomba seperti ini merupakan cita-cita yang ia inginkan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi, sampai kemudian ia menjadi guru di SMP Plus Al-Aqsha Jatinangor sambil terus mengasah kemampuannya di bidang Matematika. Untuk persiapan lomba Hardiknas 2022 ini telah disiapkan seminggu sebelum perlombaan dimulai. “Latihan yang sangat menarik dari POSI (Pelatihan Olimpiade Sains Indonesia) adalah soalnya bagus-bagus, selalu berubah dan keren,” tuturnya. “Sebenarnya medali perak yang diraih belum maksimal, karena targetnya adalah emas.” tambahnya.

Fasilitas dan Benefit yang diberikan dari Kompetisi Hardiknas Online 2022 antara lain E-Sertifikat, E-Piagam Penghargaan dan dan Akses Pembahasan Soal lomba. Sedangkan manfaat keikutsertaan dalam lomba ini adalah menjadi sarana evaluasi kemampuan, meningkatkan kapasitas diri sendiri, menjadi ajang untuk meningkatkan motivasi diri, melatih management waktu dengan mengerjakan soal dengan waktu yang ditentukan dan melatih kesiapan mental karena diikuti oleh peserta seluruh Indonesia.

Yusuf menjelaskan pengalaman perbedaan mengikuti lomba Hardiknas online dan offline. “Hardiknas Online dalam pelaksanaanya bisa mengalami masalah jaringan dengan banyaknya peserta yang ikut, mengakibatkan terjadi lag dari pihak penyelenggara sehingga kurang lancarnya acara. Sedangkan secara offline, suka dukanya dari segi dana dan anggaran yang menjadi masalah, namun pengalaman lombanya lebih terasa dibandingkan secara online.” (Muhammad Iqbal Azis)