JATINANGOR – Divisi Bahasa atau Language Advisory Council (LAC) kembali membuka kegiatan Muhadoroh (Latihan Pidato) tahun 2022 semester ganjil dengan memberikan pengarahan yang dilaksanakan di lapangan Tata Usaha (TU) bagi santriwati, sedangakan bagi santriwan di lapangan belakang PM Al-Aqsha, pembukaan tersebut diadakan ba’da Shalat Isya pada hari Sabtu (30/7).

Pembahasan dari pembukaan kegiatan Muhadharah adalah tentang aturan-aturan yang terkait dengan kegitan bahasa serta kegiatan Muhadharah. Diantaranya adalah agar santri harus menghafal teks pembukaan pidato dan melakukan peningkatan kualitas hafalan teks pidato, santri diharuskan agar tidak berbicara bahasa Sunda dan Indonesia guna meningkatkan lingungkan berbahasa resimi dengan  bahasa Inggris dan Arab.

Selain pengarahan dari LAC, ada juga pengarahan yang diberikan dari bagian Bahasa atau Central Language Improvement (CLI) dari Organisasi Pelajar Pondok Modern Al-Aqsha (OPPMA), CLI menerangkan tentang pembuatan teks muhadoroh, setiap calon pembicara wajib meminta stempel sebagai syarat sah teks Muhadharah sesuai bahasa yang ditentukan dari pihak bagian Bahasa atau pembimbing ruangan Muhadharah. Bahasa yang digunakan dalam berpidato ada 4 bahasa, diantaranya Bahasa Indonesia, Arab, Inggris, dan Sunda.

Pengarahan kegiatan Muhadharah (Latihan Pidato) dan Bahasa di lapangan Putra

Adapun pembimbing dari putra untuk ilqa’ mufradat (pembagian kosakata) putra dari kelas 1 adalah Al-Ustadz Chandra Fahreza Muchlisin, Al-Ustadz Muhammad Iqbal Azis untuk santri kelas 2, Al-Ustadz Mochammad Fachmy Fachrurazi dengan Al-Ustadz Muhammad Nizaruddin Nashir untuk kelas 3, dan Al-Ustadz Khairul Rijal, S.Sos untuk kelas 4-5. Untuk pembimbing Muhadharah sama seperti pembimbing ilqa’ mufradat.

Untuk Pembimbing ilqa’ mufradat dan Muhadharah putri dari kelas 1 ada ustadzah windi khalulah, pembimbing kelas dua ada Adela Nur Khalisah, kelas 3 oleh Al-Ustadzah Anisa Fatihah, kelas 4 ada indri yulianti, untuk kelas 5 ada ustadzah salsabila Fuji. Pembimbing ilqa’ ada dengan  tujuan ketika santriwati tidak tahu kosakata dapat ditanyakan kepada pembimbing ilqa’ tersebut serta berkonsultasi tentang masalah Muhadharah.

Pembimbing ilqa’ mufradat juga dibantu oleh OPPMA Kelas 6 sebagai pengajar untuk menyampaikan kosakata kepada santri sebagai bentuk pendidikan kepada OPPMA untuk menjadi pengajar di masa depan nanti. (Muhammad Iqbal Azis)