Jatinangor – Kegiatan manasik haji santri kelas IX SMP dan XII SMA Plus Al-Aqsha diadakan di Pondok Modern (PM) Al-Aqsha Cibeusi Jatinangor Sumedang berlangsung dalam dua hari, yakni dimulai pada Selasa (30/1/2024) sampai Rabu (31/01/2024). Manasik Haji diadakan sebagai Program Tahunan Pondok Modern Al Aqsha dalam mendidik santri sebagai bekal untuk pelaksanaan Ibadah Umrah maupun Haji

Santriwati Berfoto di Miniatur Ka’bah

Kegiatan Manasik Haji Tahun 2024 ini dibimbing oleh Tim Pelatih Manasik dari Pengasuhan Santri yang dipimpin oleh Ustadz Taryana, S.Ud. Seperti diketahui bahwa kegiatan Ibadah Haji merupakan Rukun Islam yang ke 5. Manasik Haji ini bertujuan untuk memberikan gambaran dalam menjalankan Ibadah Haji dalam bentuk praktik yang sesungguhnya.

Santri Kelas 6 sedang membaca bacaan Haji.

Tempat bimbingan dan latihan maktab santri awali dengan pengarahan di Masjid Jami Al-Aqsha, sedangkan tempat peragaan untuk palaksanaan latihan manasik baik dari bermalam di Mina, Padang Arafah, mengambil kerikil di Muzdalifah, tempat melontar jumroh, thawaf, syai dari Shafa ke Marwa dilaksanakan di lapangan Putra.

“Dengan adanya pelatihan ini (Manasik Haji), di benak para santri akan timbul greget dan keinginan untuk melaksanakan ibadah haji di tahun yang akan datang atau di masa mendatang. Bisa saja bagi santri yang orang tuanya mampu, mereka bisa langsung meminta orang tuanya agar mendaftarkan haji dari sekarang, Sehingga dengan masa tunggu 11-47 tahun itu nanti setelah tiba masanya berangkat, meraka telah berumur sekitar 32 tahun, itu usia yang sangat ideal untuk melaksanakan ibadah haji,” demikian diungkapkan Ustadz Jajang, S.Sos.I selaku Kepala Bagian (Kabag) Pengasuhan Santri sebagai Penanggung Jawab kegiatan tersebut.

Rombongan Manasik Haji Putra

Lebih lanjut Kabag Pengasuhan Santri memaparkan, urgensi kegiatan ini selain agar para santri mengetahui tata cara beribadah haji, juga untuk menanamkan nilai-nilai ibadah haji. Menurut beliau banyak sekali nilai-nilai yang bisa ditanamkan yaitu, penanaman aqidah, ibadah dan akhlak. Di dalam teori manasik haji disampaikan mengenai pentingnya akidah, kemudian menyangkut tata cara ibadah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Tidak kalah pentingnya tentang penanaman nilai-nilai akhlak serta nilai kebersamaan atau ukhuwah antara satu dengan yang lain seperti harus saling mambantu dan saling menolong di dalam ibadah haji.

Kemudian Kabag Pengasuhan Santri juga menambahkan, dalam kegiatan ibadah haji semua nilai-nilai yang sangat baik, yang bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari menjadi keharusan untuk ditanamkan. Nilai-nilai tersebut antara lain bagaimana menjaga pembicaraan yang baik juga menanamkan nilai kasih saying baik terhadap sesame manusia maupun terhadap mahluk lainnya. Sebab dalam berhaji, setelah mengenakan pakaian ikhram, maka tidak boleh membunuh binatang sampai mencabut rumput dan berkata kotor.

“Dengan pelatihan manasik haji ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik dalam ibadah haji, serta memotivasi santri untuk menyempurnakan Rukun Islam yakni melaksanakan ibadah Haji,” tandas Kabag Pengasuhan Santri menyimpulkan penting pelaksanaan kegiatan Manasik Haji bagi santri Pondok Modern Al Aqsha. (Angga Rizinida Fauzan)