Cibeusi – Peringatan tahun baru Islam diadakan pada hari Jum’at (29/7) yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1444 H. Pada Tahun Baru Islam tersebut, Pondok Modern (PM) Al-Aqsha mengadakan kegiatan pawai setelah shalat isya bersama DKM Masjid Arrahman berserta warga desa Cibeusi. Pelaksaan pawai merupakan acara tahunan yang diiringi dengan pawai obor dan barisan Drumband Al-Aqsha dengan tujuan mengingat akan pentingnya hari-hari Islam.

Persiapan pawai tahun baru Islam yaitu dengan melakukan perizinan dan koordinasi kepada seluruh ketua RW di Desa Cibeusi dengan tujuan agar ketertiban dan kenyamanan tidak terganggu. Pihak Polsek,  koramil juga ikut hadir, bahkan sebagian dari pihak Satpol PP membantu dalam mengatur rute pawai agar tidak terjadi kemacetan.

Adapun rute perjalanan pawai yang dilewati dimulai dari depan Masjid Jami’ Al-Aqsha, kemudian menuju
jalan KH. Hasan Mustafa yang melewati Kantor Desa Cibeusi dan SDN Cibeusi, dilanjutkan menyeberangi jalan raya Provinsi Bandung – Sumedang dan terakhir menuju Perum Janati Park.

Peringatan Tahun Baru Islam kali ini diiringi gema takbir yang digaungkan oleh para peserta pawai. Acara pawaipun semakin meriah karena peserta pawai memakai baju-baju unik yang bernuansa Islami dan membawa peralatan pawai seperti obor, lampu elektrik juga banyak yang lainnya yang mana semuanya itu menyatu dan saling melengkapi dalam memeriahkan acara pawai tersebut.

Santriwan PM Al-Aqsha merayakan pawai Tahun Baru Islam 1444 H.

Salah satu peserta pawai

yang paling banyak yaitu santri dari Pondok Pesantren Modern Al Aqsha, kegiatan pawai santri baru bisa terlaksana tahun ini karena tahun-tahun sebelumnya masih dalam situasi covid-19 tetapi tidak mengurangi semangat para santri untuk ikut terjun dan kontribusi dalam acara tersebut.

 

Salah satu Guru di PM. Al-Aqsha Ust Rudi Nasrudin menuturkan bahwa tujuan diadakannya acara pawai obor yaitu dalam rangka memperingati jejak perjuangan Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, diharapkan dengan adanya acara tersebut menambah energi dan membakar semangat baru bagi para santri untuk semakin semangat dalam proses menuntut ilmu di pesantren karena sejatinya santri-santri yang belajar di pesantren itu adalah para pejuang Islam yang akan meneruskan estapeta perjuangan Islam di masa yang akan datang.

 

Pawai obor itu berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti, Namun menurut Ust. Wahid, salah satu Dewan Pengasuhan, ada beberapa hal yang harus dievalusi mulai dari komunikasi dengan warga sekitar dan juga persiapan yang harus lebih dimatangkan agar kedepannya acara Peringatan Hari Besar Islam ini bisa semakin meriah juga dengan banyaknya acara yang ditampilkan membuat para santri semakin aktif dan kreatif yang nantinya akan menjadi modal untuk kesuksesan di masa yang akan datang. (Muhammad Iqbal Azis)